11 Februari 2015. Malam yang cukup sulit untuk dilewati. Disatu sisi kami masih ingin berlama-lama di Penang, namun di sisi lain, kenyataan yang harus dilalui berbeda. Kami semua, sudah bersiap dan berkumpul di Lobby Stallion Apartement saat jam menunjukkan pukul 06.00 (itu masih gelap loh, kalo di Jakarta kayak jam 4 an gitu). Wajah-wajah ngantuk terlihat di hampir semua peserta SIT-IN (termasuk gue). Saat malam, gue berkemas sampai kurang lebih jam 00.00 an (weeww jam nol..nol..), dan baru bisa tidur sekitar jam 01.00 atau jam 02.00 an gitu. Gue yakin hampir semua peserta SIT-IN tidur jam segituan, makanya wajah-wajah mereka kelihatan capek dan ngantuk banget. Hari ini kami akan melanjutkan program SIT-IN ini dengan menuju ke Kuala Lumpur yang ditempuh dalam waktu kurang lebih 4 - 5 jam (tidak termasuk istirahat).
Kurang lebih jam 07.00 (ini masih gelap lo..), bas membawa kami semua berangkat menuju Kuala Lumpur. Saat kami melintasi jembatan Penang, moment nya bertepatan dengan terbitnya matahari pagi di tanggal 11 Februari. Ini jadi pemandangan yang super duper epic banget, walaupun kami hanya melihat dari dalam bas. Hari ini kami tidak sarapan di Restaurant biasa dengan lauk yang seperti biasanya, tapi kami sarapan di rest area entah apa nama rest areanya yang jelas kami berhenti untuk sarapan setelah kurang lebih 2 jam perjalanan. Menu sarapan kali ini adalah sandwich, 2 potong sandwich lebih tepatnya. Lumayan sih buat mengganjal perut sampai tiba saat makan siang. Ooo iya, tujuan pertama kami hari ini setelah tiba di Kuala Lumpur nanti adalah Berjaya University, kemudian Istana Negara, Tugu Negara, dan Dataran Merdeka (Sultan Abdul Samad Buliding). Sarapan selesai dan kami pun melanjutkan perjalanan menuju Kuala Lumpur.
Saat makan siang pun tiba, bas yang membawa kami berhenti di sebuah rest area (lagi) yang cukup besar dari tempat sebelumnya. Mulai hari ini dan besok kami makan sendiri dengan usaha sendiri dan dengan uang sendiri. Bukan uang sendiri juga sih, tapi kami dibekali masing-masing 50 ringgit dari pembimbing kami. Mungkin mereka bermaksud untuk mengajarkan kami agar bisa berinteraksi dengan lingkungan baru dan orang lokal, (mungkin...). Tiba di rest area semua peserta menyebar ke segala penjuru arah mata angin (halah...). Gue sendiri memilih untuk mencari tempat makan yang murah dan enak. Gue pun menemukan satu tempat yang mirip-mirip sama warteg di Indonesia. Bersama dengan beberapa peserta lain, gue makan disana dengan total biaya hanya 5 ringgit (sekitar Rp.20.000 an). Makanannya pun juga lumayan enak, yahh rasa melayu gitu, jadi mirip-mirip makan di warteg beneran :D.
Sekitar jam 14.00 kami semua tiba di tujuan pertama kami, Berjaya University. Ekspektasi pertama yang terlintas dipikiran gue, universitas ini punya halaman yang luas layaknya universitas elit di dunia. Namun ternyata, Berjaya University ini ada didalam sebuah gedung yang tingginya, tinggi banget entah ada berapa lantai. Ternyata gedung ini adalah sebuah mall yang didalamnya ada hotel dan ada convention roomnya juga. Di lantai dasar juga ada roller coster nya, kebayang kan betapa gedenya gedung ini. Berjaya University sendiri menempati lantai 11 (kalo nggak salah) di gedung ini. Ooo iya, gedung ini punya nya berjaya group, makanya gede beuutt.
Tiba di Berjaya University, kami cukup terkagum-kagum dengan tempat ini (entah "kami" kata yang tepat atau nggak). Berjaya University punya perpustakaan yang cukup bagus, kelas yang rapih, dan ruang auditorium yang cukup luas. Kami pun langsung diajak ke ruang auditorium untuk mengenal lebih jauh tentang Berjaya University dan Berjaya Group. Diakhir sesi kami bermain sebuah games yang cukup menarik, "Who Wants to Be a Millionaire". Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan hampir semuanya ada sangkut pautnya dengan dunia bisnis. Terbagi menjadi dua tim, kami semua bertarung menjawab pertanyaan yang ada demi mendapat poin tertinggi. Seru bingiit lah pokoknya :D. Setelah itu, kami juga diajak berkeliling ke lantai dimana disana ada convention room dan hotelnya juga. Tempatnya gede banget, bagus banget, luxury banget, dan yang pasti harga sewanya juga mahal banget :D. Lelah berkeliling, ternyata pihak Berjaya University sudah menyediakan beberapa makanan kecil (beneran kecil, makannya sekali leeppp) yang sudah disediakan di meja (yaiyalah). Ada kopi juga, lumayan lah ngopi-ngopi abis keliling-keliling, sadaaappp.
Tujuan selajutnya adalah Istana Negara. Tempat ini adalah tempat tinggal Sultan atau Raja Malaysia (semoga nggak salah). Kalo di Indonesia ini kayak istana negara yang ada di depan monas. Ooo iya, hari ini dan besok, kami akan ditemani satu guide baru, namanya Kak Ekhsan. Dia ini adalah mahasiswa yang melanjutkan pendidikannya di Kuala Lumpur. Dia udah khatam deh sama daerah-daerah yang ada di Kuala Lumpur ini :D. Istana Negara ini tempatnya cukup luas, dengan tiang bendera di halamannya. Kata tour guide kami, kalo benderanya itu setengah tiang pertanda kalo Sultan lagi nggak ada di Istana dan kalo benderanya berkibar diujung tiang berarti Sultan lagi ada di Istana (semoga nggak kebalik, semoga...). Puas berfoto disana kami semua menuju lokasi selanjutnya, Tugu Negara.
Tugu Negara ini kayak semacam tempat yang kalo di Indonesia kayak Lubang Buaya gitu atau Tugu Proklamasi. Gue sendiri nggak terlalu paham sama history yang ada di tempat ini, karena sibuk berfoto dan nggak ngedengerin penjelasan dari tour guidenya. Next trip adalah Dataran Merdeka (Sultan Abdul Samad Buliding). Tiba disana gue langsung lari-larian nggak jelas, soalnya tempat ini mirip kayak lapangan bola yang ada di pinggir jalan dengan dikelilingi gedung-gedung bersejarah. Kata tour guidenya, visitor yang belum berkunjung kesini kalo ke Kuala Lumpur, berarti dia belum ke Kuala Lumpur. Jadi tempat ini kayak Kuala Lumpur banget deh (dan gue udah sah ke Kuala Lumpur, karena udah ke tempat ini :D). Gue cuma foto-foto disana, dengan berbagai gaya (halah...). Bukan gaya, tapi gaya-gayaan. Maksudnya mau bikin foto levitasi disana, yang ada kaki gue malah sakit dan ngilu-ngilu. Mending fotonya berhasil, ini mah nggak, gatot -_-. Dengan kaki yang pegel-pegel, gue melanjutkan perjalanan ke Cacao Boutique (Rumah Cokelat).
Abdul Samad Building (itu gue yang lagi berdiri) |
Waktu sudah menunjukkan jam 20.00 saat kami check-in di Presscot Hotel. Disini gue tidur bersama 4 orang teman gue dalam satu kamar. Gue sendiri sekasur sama si Rahman. Karena kami harus mencari makan sendiri malam ini, gue pun memutuskan untuk keliling hotel mencari tempat makan yang murah dan enak bersama 2 orang teman gue sebelum tidur dan terlelap. Cerita makan gue ini ada dipostingan sebelumnya :D.
Sudah makan, sudah kenyang saatnya tidur dan mengistirahatkan badan yang capek banget ini. Besok akan menjadi perjalanan yang cukup menarik sepertinya. Karena besok kami akan berkunjung ke UKM menggunakan Monorel, yang kalo di Indonesia cuma ada di Taman Mini :D.
EmoticonEmoticon