Sunday, 15 March 2015

SIT-IN 2015 LP3I Chapter 6 (Sebongkah Oleh-Oleh...)

12 Februari 2015. Pagi ini kami semua sarapan ditempat yang baru, yaitu di Presscot Hotel (di Hotel cuy, sebelumnya di Apartement :D). Untuk sarapan, kami semua mendapat voucher yang merupakan fasilitas yang sudah disediakan oleh Hotel. Jadi sarapan ini nggak bayar dan nggak perlu nyari-nyari kayak makan malam :D. Tempatnya sih boleh beda, tapi ternyata makanan yang disediakan sama dengan di Stallion Aprtement. Jadi kami sarapan di Restaurant nggak biasa dengan lauk yang biasanya. Ooo iya agenda kami hari ini adalah berkunjung ke Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), dan Central Market.

Untuk menuju ke UKM, kami harus menaiki monorel, dan kereta (kayak commuter line di Jakarta) dengan total waktu kurang lebih 1-2 jam perjalanan. Ini adalah kali pertama gue ngerasain naik monorel, khusunya monorel yang bener-bener monorel banget. Secara, ini monorel ada ditengah kota dan bener-bener menjadi moda transportasi disini. Kalo di Jakarta kan cuma di Taman Mini, yang notabennya cuma jadi kereta wisata. Untuk menaiki monorel ini kita harus membeli tiket dengan harga sesuai tujuan kita mau kemana. Waktu itu gue harus membayar kalo nggak salah 2 atau 3 ringgit untuk menuju stasiun sentral. Bentuk tiketnya sendiri kayak koin yang terbuat dari plastik gitu. Kalo naik commuter kita pakai kartu untuk di tap di gate in nya, kalo naik monorel ini, sama aja sih di tap juga koin plastiknya :-P. 

Perjalanan kami tempuh selama kurang lebih 40 menit menuju sebuah stasiun sentral untuk berganti transportasi dari monorel ke kereta (transit). Kami harus membayar lagi 2 sampai 3 ringgit tergantung tujuan, untuk naik kereta ini. Ooo iya, uang untuk membayar tiket ini termasuk jatah 50 ringgit yang diberikan oleh pembimbing kami, ceritanya disini

Sekitar jam 11.00 dan setelah terkantuk-kantuk dan tertidur-tidur didalam monorel dan kereta, akhirnya kami semua tiba di stasiun yang entah apa namanya gue lupa. Dari stasiun ini kami harus menaiki bas internal kampus UKM selama kurang lebih 10-20 menit. Kampus UKM ini sendiri merupakan kampus favorite yang ada di Malaysia, khusunya Kuala Lumpur. Kalo di Indonesia UKM ini kayak UI (Universitas Indonesia). Tapi emang beneran kampus ini mirip banget sama UI, tempatnya luas, halamannya luas, ada banyak pohon-pohon, jarak dari fakultas yang satu ke fakultas lainnya juga lumayan agak jauh, makanya disediain bas, bener-bener kayak UI deh pokoknya. 

Di UKM ini kami nggak belajar kayak di XPI, tapi kami hanya diajak berkeliling di perpustakaannya aja. Belakangan gue tau, seharusnya kami ada acara formal kayak diskusi gitu disana, tapi berhubung kami telat, jadinya kami hanya diajak berkeliling di perpustakaannnya aja. Perpustakaan di UKM ini bener-bener gede banget, saking gedenya kalo main petak umpet disana pasti susah diketemuinnya (gede banget kan :D). Perpustakaan ini terdiri dari 3 atau 4 lantai gitu, gue juga lupa. Disetiap lantai menyediakan jenis buku yang berbeda, kayak kalo dilantai 1 itu khusus dictionary, lantai 2 khusus literatur, pokoknya berbeda dan lengkap banget deh. Arsip-arsip tentang Malaysia juga disimpen disini loh, kalo Indonesia kan disimpennya di Gedung Arsip Nasional, kalo Malaysia disimpennya di perpustakaan ini. Setelah berkeliling selama 1 jam kami pun lelah, dan merasa lapar. Di UKM ini ada kantin yang letaknya lumayan jauh dari perpustakaan yang kami kunjungi ini, tapi nggak sampai naik bas juga kok :D. 

Setelah berjalan kaki selama 15 menit, akhirnya kami menemukan kantin itu, deretan makanan sudah menyambut kami disana :D. Dengan sisa uang yang ada (jatah 50 ringgit) kami makan disana dengan lauk yang cukup lengkap, dan pastinya murah. Gue sendiri cuma menghabiskan 5 ringgit kalo nggak salah untuk makan disana. Ooo ya, yang menjadi guide kami hari ini adalah Kak Ekhsan, dia bukan mahasiswa UKM, tapi katanya dia cukup sering berkunjung ke UKM, makanya kayak udah hafal banget deh daerah sini.

Kak Ekhsan ini merupakan seorang yang punya jiwa petualang cukup tinggi (seenggaknya itu kesan gue, saat gue ngobrol sama dia). Dia pernah bilang, kalo kita mau sukses, kita harus berani pergi dari zona nyaman kita. Entah kita pergi untuk sekolah, kerja, atau bisnis, yang jelas kita harus hijrah. Karena dengan begitu kita akan belajar gimana caranya untuk survive, dan mendapat apa yang kita inginkan dengan usaha kita sendiri. Kalo gue renungkan emang bener sih kata-kata itu, soalnya dengan begitu kita bakal bisa lebih menghargai hidup, lebih bersyukur dan insyaallah dekat dengan yang namanya kesuksesan, super sekali Kak Ekhsan.

Pertama kalinya gue berfoto di depan pasar :p
Udah kenyang, saatnya menuju ke destinasi selanjutnya, Central Market. Sekitar jam 14.00, kami semua menuju kesana dengan kereta dan monorel (lagi). Central Market ini adalah pusat oleh-oleh yang ada di Kuala Lumpur, jadi tujuan kami kesana adalah untuk menghambur-hamburkan uang saku kami demi membawa sebongkah oleh-oleh untuk keluarga dan teman di Indonesia (halah...). Kak Ekhsan membawa kami ke sebuah lapak yang ternyata penjaganya adalah orang Indonesia, jadi lumayan deh harga-harganya agak lebih murah :D. Gue sendiri belanja cukup banyak, dan menghabiskan uang entah berapa gue nggak ngitung (mungkin ini yang dirasakan emak gue kalo lagi belanja, apalagi kalo harganya murah). Sekitar 2 jam kami berkeliling disana untuk berbelanja.

Mereka khilaf...
Wajah-wajah lelah terpancar dari hampir semua peserta SIT-IN. Kenapa mereka lelah?, selain capek muter-muter buat belanja, uang mereka rata-rata juga udah pada abis karena keasyikan belanja. Didalam kata-kata "mereka" itu juga udah termasuk gue. Yaapp uang gue tinggal sisa sedikit, banget, ini berarti malam ini gue harus makan ditempat yang sama seperti malam kemarin, warung CikGu. Berhubung keadaannya begini, kami semua akhirnya kembali ke Hotel tempat kami menginap. Menggunakan monorel, perjalanan kami tempuh kurang lebih 1 jam, dengan berdiri disepanjang perjalanan (secara kami pulang udah sore, sekitar jam 17.00, jadi rame banget). 

Balik ke Hotel bawa belanjaan, cie..cie...
Tiba di hotel, gue langsung terkapar dikasur, begitu juga dengan teman-teman sekamar gue. Untungnya aja di lobby hotel ada kursi pijat dengan biaya yang cukup murah. Untuk 15 menit kami harus membayar 1 ringgit, murah kan. Yahh lumayan lah buat menghilangkan pegal-pegal yang melanda tubuh kami :D. Setelah berganti baju dan pijat-pijat, gue bersama Barli dan Harry kembali ke Warung CikGu untuk makan murah :D. Secara uang kami tinggal sedikit banget, jadi nyari yang murah-murah (sebenernya uang banyak juga gue tetep nyari yang murah :D).

Kembali ke Hotel, kami harus berkemas karena besok kami akan melanjutkan program SIT-IN ini dengan mengunjungi Malaka. Tapi sebelum kesana, kami akan mampir dulu ke Kedubes RI di Kuala Lumpur, disana kami akan berbincang atau lebih tepatnya diskusi dengan staff disana untuk mengetahui bagaimana peran Indonesia menjaga para warganya yang berada di Malaysia. Let's berkemas and beristirahat :D.

Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.


EmoticonEmoticon