15 Februari 2015. Hari ini kami akan melanjutkan program SIT-IN ke Singapura. Ini sekaligus menjadi hari terakhir kami berada di luar negeri, karena besok kami sudah harus kembali ke Indonesia. Pagi ini kami breakfast di Restaurant nggak biasa dengan lauk yang biasa. Ternyata prediksi gue bener, kami sarapan dengan lauk yang sama seperti di hotel-hotel sebelumnya. Kangen nasi uduk deket rumah dengan taburan bawang goreng, remukan krupuk, dan sedikit bihun, disiram dengan kuah semur yang super nikmat.
Sebelum berangkat kami semua harus mengisi sebuah form keimigrasian, form ini merupakan syarat bagi visitor yang ingin mengunjungi Singapura. Selain paspor, form ini nantinya juga akan diperiksa oleh pihak keimigrasian di perbatasan antara Malaysia dan Singapura. Jam menunjukkan kurang lebih pukul 08.30 saat kami check-out dari Hotel. Tour guide kami menginstruksikan untuk segera menuju bas, karena hari ini merupakan hari minggu dan kami tidak mau lama mengantri dijalan dan dikeimigrasian, secara orang yang tinggal di Singapura pasti bakal banyak yang liburan ke Malaysia begitu juga sebaliknya.
Bas pun beranjak pergi dari Hotel dan bergegas menuju Singapura (yippiee... Singapura cuy, dari yang cuma liat di tv sekarang lagi dijalan menuju kesana :D). Setelah kurang lebih 30 menit perjalanan, kami pun tiba dikeimigrasian Singapura. Ada hal yang gue baru tau, ternyata disini semua barang akan diperiksa termasuk koper, backpack, plastik tentengan kami yang notaben isinya oleh-oleh juga nggak luput dari pemeriksaan. Jadilah kami bawa-bawa koper kayak orang yang tereliminasi. Bas pun juga akan diperiksa isinya (mungkin khawatir ada selingkuhan supir yang diumpetin disana :p). Sejauh ini semua berjalan lancar, kami semua satu persatu melewati gerbang keimigrasian, diperiksa paspor dan form yang kami isi tadi pagi, gue sendiri nggak mengalami kesulitan yang berarti sejauh ini. Ooo iya, disini kita nggak diperbolehkan untuk foto-foto. Salah satu temen SIT-IN gue si Dwi dari Tasik, asyik foto-foto ehh ditegur sama petugas sana, jadilah kameranya diperiksain sama petugasnya. Untungnya nggak ada isi yang aneh-aneh (what the meaning of aneh-aneh? :p).
Gue pun keluar dari keimigrasian dengan biasa aja dengan proses yang cukup cepat, tanpa ada halangan yang berarti. Tapi tidak sama halnya dengan yang dialami beberapa temen gue. Ada 5 orang temen gue yang melalui proses pemeriksaan yang mendetil. Dia adalah Dara (Aceh), Rahaman(temen sekamar gue semalem), Ericha (Cimone), Akbar (Medan), dan Harry (Pekanbaru). Memang sehari sebelumnya kami sudah diwanti-wanti oleh pembimbing kami bahwa ada beberapa nama yang akan dicurigai oleh petugas nantinya. Biasanya nama-nama tersebut adalah nama-nama yang mengandung unsur keislaman. Dan benar aja, beberapa temen gue "nyangkut" dikeimigrasian. Jadilah kami semua menunggu diluar, lebih tepatnya di bas. Setelah 1 jam menunggu, mereka pun keluar dan bergegas menuju bas, layaknya anak yang kembali dari perantauan dan menghampiri ibunya (halah...). Layaknya orang yang habis mendapat sesuatu yang spesial, mereka pun langsung ditanya-tanya sama temen-temen SIT-IN lainnya yang kepo (termasuk gue :p). Ternyata mereka nggak diapa-apain dan cuma disuruh nunggu agak lama aja, tapi katanya sih tetep ditanya-tanya walaupun ditanyanya cuma hal-hal yang biasa, kayak darimana, mau kemana, keperluannya apa, disana ngapain (kepo beuutt petugasnya). Bas pun melanjutkan perjalanannya, tujuan kami di Singapura ini adalah Sentosa Island, Merlion Park, China Town, Bugis Street dan berakhir di Islamic Center Muhammadiyah untuk bemalam.
Gue paling pojok kanan dari pembaca |
Perjalanan pun kami lanjutkan menuju Merlion Park, itu lho tempat di Singapura yang ada patung singanya dan dijadiin landmark negara Singapura. Wow banget gue bisa menginjakkan kaki disini, secara gue cuma liat ini di tv, dan terakhir di film "Merry Riana Mimpi Sejuta Dollar". It's like a dream come true :D. Selama ini gue mengira Merlion Park itu adalah pelabuhan, karena kalo di tv keliatannya begitu, ehh ternyata ini cuma kayak danau biasa gitu (entahlah danau atau laut, yang jelas airnya banyak dan tempatnya super gede :p). Tempat ini sendiri kayak semacam checkpoint atau tempat nongkrongnya orang-orang sana, kalo di Jakarta kayak Taman Ismail Marzuki, atau Taman Suropati gitu. Disini kami bertemu dengan para Mahasiswa LP3I yang ada di Singapura, dan gue baru tau ternyata LP3I punya branch di negara ini, keren :D. Kebanyakan dari mereka adalah Tenaga Kerja Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikannya. Ooo iya, bahasa inggris mereka ini jago-jago lho, secara kebanyakan dari mereka punya majikan yang ngomongnya pakai bahasa inggris, jadilah mereka jago bahasa inggris :p. Disana kami saling berkenalan dan berbincang-bincang, serta saling share pengalaman. Semua pertemuan ini kami akhiri dengan berfoto bersama, senang rasanya bisa ketemu orang yang satu almamater sama kita di negara lain :D.
Go to Part 2...
...Previous Story
Rame banget cuy, gue sampai nggak kelihatan. |
...Previous Story
EmoticonEmoticon