Monday, 23 March 2015

SIT-IN 2015 LP3I Chapter 9 Part2 (Last Night of Us)

Jam menunjukkan kurang lebih pukul 15.00 saat kami meninggalkan Merlion Park. Kami pun berjalan menuju bas yang menunggu kami di sisi lain tempat ini (halah...). Saat kami melintasi sebuah jalan, ada abang-abang es krim Singapore yang lagi mangkal, harganya 1 dollar dan gue nggak beli, cuma nyomotin punya temen-temen gue yang beli (padahal ada sisa 3 dollar dari lunch :p). Lumayan lah, buat menghilangkan dahaga, walaupun cuma nyomotin punya orang hehehe :D. Tujuan kami selanjutnya adalah China Town, tempat ini merupakan salah satu pusat oleh-oleh yang ada di Singapura. Mengapa kami kesini ? tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menghamburkan uang dollar kami, demi sebongkah oleh-oleh untuk kerabat dan teman kami di Indonesia (halah...). Gue sendiri beli lumayan banyak oleh-oleh disana, tapi berhubung habis ini kami akan pergi ke Bugis Street yang juga merupakan pusat oleh-oleh disana, uang dollar gue pun gue sisain setengahnya (buat belanja lagi cuy :D).

Setelah mampir disebuah masjid untuk Sholat dan mampir disebuah Restaurant untuk makan, sekitar jam 19.30 kami tiba di Bugis Street. Sama seperti di China Town, disini juga banyak oleh-oleh yang bisa kami beli. Ada satu toko yang menurut gue unik, jadi toko ini melayani pembelian dengan 3 mata uang sekaligus dan bisa dicampur-campur uangnya, yaitu Ringgit Malaysia, Dollar Singapore, dan Rupiah Indonesia. Gue juga nggak tau gimana cara penjualnya buat ngitung total harga, tapi yang jelas ini keren :D. Gue pun akhirnya berkeliling dengan Barli untuk mencari sebongkah oleh-oleh tambahan. Ternyata tempat ini cukup luas, gue aja sampai capek buat ngelilingin tempat ini. Tapi nggak apa-apa biar capek tetep enjoy and fun, apalagi penjualnya juga bening-bening, lumayan buat cuci mata :p.

Ini yang namanya bang Rojali (Rozaini)
Sekitar jam 21.30 kami pun selesai berkeliling dan berkumpul di trotoar pinggir jalan yang entah apa nama jalannya. Ini adalah malam terakhir kami bersama Tour Guide dan Bang Rojali (supir bas). Nggak terasa sudah hampir 1 minggu lebih kami bersama dengan Travel Guide yang dengan sabar menjelaskan berbagai tempat yang ada di Malaysia dan Singapura ini, walaupun terkadang kami cuma manggut-manggut aja kalo mereka ngejelasin, tapi dengan tabah dan sabar mereka tetep ngejelasin (yaiyalah, emang udah kerjaannya begitu :p).Bang Rojali menurut gue adalah supir bas yang paling keren, dia nggak gaptek, bayangin aja HP nya I-Phone, dengan socmed yang lengkap (kalah gue :p). Dia juga udah sabar mengantar kami kemana pun kami pergi (yaiyalah emang job desk nya dia begitu :p). Bas ini memiliki sejuta memori yang nggak akan pernah kami lupain, secara dari kami landing dan tiba di Malaysia sampai sekarang ada di Singapura, bas inilah yang mengantar kami. Sebagian waktu kami juga kami habiskan di bas ini, menurut gue bas ini juga merupakan salah satu media yang mampu membuat kami semua bisa akrab. Beberapa teman SIT-IN gue akhirnya berinisiatif untuk membeli kenang-kenangan untuk Bang Rojali dan sang Tour Guide. Semoga mereka bisa selalu ingat dengan Mahasiswa/i SIT-IN LP3I Indonesia :D.
Bas yang setia mengantar kami selama disana.
Sambil menunggu beberapa teman kami yang berbelanja, kami pun akhirnya bernyanyi-nyanyi di trotoar ini. Beberapa teman gue ada yang sampai meneteskan air mata, mengingat malam ini adalah malam terakhir kami berkumpul bersama, sebelum besok kami harus kembali ke Indonesia dan pulang ke daerah masing-masing, hiikkzzz. Kurang lebih jam 22.00, kami pun tiba di Islamic Center Muhammadiyah Singapore. Sebelum turun dari bas kami mengucapkan terima kasih juga salam perpisahan kepada Tour Guide dan Bang Rojali, semoga kita bisa ketemu lagi ya suatu saat nanti :D.


Ooo ya, Muhammadiyah Islamic Center ini kayak semacam sekolah dengan banyak ruang kelas, LP3I menjalin kerjasama dengan tempat ini, kayaknya ini tempat kuliah teman-teman baru yang tadi siang kami temui deh :p. Yuupp, malam ini kami akan tidur lesehan disini tanpa kasur empuk seperti malam-malam sebelumnya. Menurut kami ini nggak masalah selama masih bisa bersama :D.

Jam menunjukan pukul 23.00 saat kami berkumpul bersama. Malam ini kami akan sharing pengalaman bersama, menyampaikan pesan, kesan, unek-unek, sebelum besok kami pulang ke daerah masing-masing. Nggak sedikit dari kami yang meneteskan air mata. Diiringi alunan syahdu gitar yang dimainkan oleh Dwi, acara ini jadi semakin mellow dan bikin sedih banget. Kayaknya baru kemarin kami ketemu, ehh udah mau pisah lagi, hiikkzz. Kebanyakan dari kami memilki kesan yang mendalam sama program SIT-IN ini. Semua memberikan pesan kesannya, kecuali 2 orang yaitu Dina (Bandung, kayaknya udah tidur duluan deh) dan Indah (partner gue, dapet setengah acara langsung mengundurkan diri karena gak enak badan). Dari acara ini kami jadi saling mengenal satu sama lain, dan bisa lebih membuka mata, bahwa hidup itu nggak cuma tentang diri lo, tapi juga tentang orang lain. Gue pribadi merasa beruntung banget bisa ada di lingkungan baru ini, di keluarga SIT-IN yang baru 1 minggu kami saling mengenal. It's the best part of my life :D.

Sedih session
Jam 02.00 acara ini baru selesai, dan jam 07.00 pagi nanti kami sudah harus beranjak ke Changi International Airport Singapore. Gue dengan beberapa teman gue, Hady (Jakarta Utara), Nunu (Cirebon), dan Anthony (Kramat) mencari kelas yang ada AC nya biar bisa tidur nyenyak (ekspektasi). Walaupun tidur datas meja, tak apalah :D.

Next Story...
...Part 1

Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.


EmoticonEmoticon